Berolahraga merupakan bagian
dari pola hidup yang sehat. Banyak pilihan berolahraga, mulai yang murah
meriah, seperti jalan cepat, hingga melatih tubuh di pusat kebugaran bergengsi.
Namun, sebelum Anda berolahraga, tentu harus memperhatikan kondisi tubuh lebih
dulu. Nah, salah satu olahraga yang bisa dilakukan banyak orang adalah joging.
Joging merupakan suatu olahraga aktif fisik seperti lari kecil dengan kecepatan
6-7 mil per jam. Aktivitas joging ini bisa dilakukan sendiri atau bersama-sama
dengan teman dan keluarga untuk menambah semangat. Tentu Anda harus menggunakan
sepatu lari yang baik bagi kaki. “Karena kekenyalan karet yang berkurang
berdampak kurang baik bagi kesehatan,” kata dr Michael Tringto, spesialis
kedokteran olahraga dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran. Bagi orang yang
bermasalah dengan sendi lutut, olahraga joging juga bagus dilakukan. Namun,
kata Michael, joging harus dilakukan dengan aturan yang tepat, yaitu interval
2,5 menit jalan cepat, lalu setengah menit joging, dan berulang lakukan
terus-menerus dengan teratur.
Tak perlu keluar banyak isi kocek
karena bisa dilakukan di mana saja. Tapi, kata Michael, jika ingin melakukan
joging di dalam ruangan, harus dalam area yang luas. “Joging di lapangan
berumput lebih baik karena benturan lutut tidak keras dibanding di jalan
aspal.” Joging pun, menurut Michael, sangat baik untuk jantung, selain jalan
cepat. Pasalnya, kedua olahraga ini lebih banyak menggerakkan bagian paha dan
tungkai. Lari tidak dianjurkan karena akan memberatkan jantung,” ujar Michael.
Dengan menggerakkan paha dan tungkai, menjadikan beban jantung berkurang. Pembuluh
darah yang menyempit di kaki dan tungkai berkat joging menjadi melebar. Yang
tertutup oleh lemak menjadi terbuka, serta ada pembentukan pembuluh darah baru,
sehingga aliran darah atau kinerja jantung menjadi lancar. Pembesaran jantung
dapat muncul dalam olahraga yang berlebihan. Pembesaran jantung ini sering tak
menunjukkan tanda berarti bahkan keluhan sekalipun. “Jika gaya hidup Anda aktif
dan masih rutin berolahraga tak masalah. Ini bermasalah jika di masa datang, Anda
berhenti berolahraga sama sekali. Akibatnya, jantung yang membesar akan memberi
masalah,” ujarnya. Untuk itu, sebelum memulai olahraga apa pun, Michael meminta
agar Anda menghitung denyut nadi di tangan atau di leher. Sebab, kata dia,
jantung terbebani atau tidak, tetap harus dipantau, yakni dengan keteraturan
denyut nadi. Dan pemantau denyut jantung setiap orang pastinya berbeda. Kapasitas
denyut jantung yang baik adalah 60-80 persen. 
Menurut dr. Michael Triangto,
SpKO, tip olahraga yang bagus dan cocok bagi kesehatan tubuh harus mengandung
4D.
1.
D-Dapat dilihat hasilnya. Artinya, ketika pertama kali latihan joging, harus
dilihat capeknya dengan penuh keringat di wajah. Namun, setelah beberapa kali
latihan, terlihat tubuh lebih segar tidak capek.
2.
D-Dapat dirasakan perubahannya. Misalnya, ketika di kantor, lift mati, sehingga
harus naik tangga hingga lantai tiga tidak membuat capek dan lelah, tapi justru
terlihat tetap bugar dan fit.
3.
D-Dapat dinikmati karena proses pelaksanaannya nyaman. Misalnya, latihan joging
tidak terlalu berat, tapi ketika naik tangga tubuh menjadi lebih kuat. Latihan
tidak harus berat dan tak harus ringan, melainkan harus sesuai dengan tingkat
kebutuhan, seperti sudah dicontohkan, 60-80 persen sesuai dengan kemampuan,
pasti mampu dilakukan dengan happy.
4.
D-Dapat diulang di kesempatan lain. Misalnya pagi ini joging selama 45 menit,
besok dilakukan lagi dengan rutin dengan jam yang sama. Sebab, olahraga yang
baik harus dilakukan dengan teratur dan berkesinambungan. Hasilnya adalah dapat
mengurangi beban jantung.
http://www.wartakota.co.id/read/news/65415Selasa,
15 November 2011 | 22:34 WIB
Copyright
:
All
this contents are published under RS Mitra Keluarga Group License.
for
reproduced, please specify from this website RS Mitra Kemayoran AND give the
URL.
Article
link:http://www.rumahsakitmitrakemayoran.com/?p=3008
Powered
by TCPDF (www.tcpdf.org)


No comments:
Post a Comment